A Typical Friday Night Talk at A Physics Lab Office

Suddenly I was reminded about something happen around 2 years ago. Things have been so different now, since I'm married and already have an almost-a-month-old cute baby boy. :) But this kind of thing just simply nostalgic. So, I want to share this 'drama scene' with you.

Characters:
PostDoc (PD) #1 = male, 31 years old
GradStudent (GS) #1 = female, age unknown, kept it as a secret, estimated age 27 years old
GradStudent (GS) #2 = male, 24 years old

PD #1: *coming back from outside* Hey, you're all still here..
GS #1: *busy on the phone*
GS #2: *smiling, while reading a research paper, can't concentrate*
GS #2: Is everyone still in the lab?
PD #1: Huh? *seems doesn't understand*
GS #1: You're from the lab right, with boss and PD #2?
PD #1: No. We've just been drinking. Friday night beers. What are you guys doing here?
GS #1: I'm waiting for my boyfriend.
PD #1: Do you have plan tonight?
GS #1: Yes. Dinner.
PD #1: Where?
GS #1: Canteen. *smiling*
PD #1: *smile* What a romantic dinner... (sarcasm).
*turn to GS #2* How about you?
GS #2: What? *still TRYING to read the paper, and another paper, so now TRYING to read 2 papers in a row*
PD #1: Do you have a plan tonight?
GS #2: No. Not me. Just as usual.
PD #1: Haven't find any hot I*d*n*s*an girl?
GS #2: Nope. There's not much I*d*n*s*an girls here doing PhD, even some of them are older than me. But, there are quite many I*d*n*s*an girls as for undergrads.
PD #1: Then go for the undergrads.
GS #2: Yeah, maybe, eventually. *smiling* How about YOU?
PD #1: I won't be here now if I have that kind of plan.
GS #1: But even if you have plan, if you leave now it will be very crowded, right? The MRT? Or you have to wait quite long for the taxi...
PD #1: Yes, you're right.
GS #2: But even if the transportation sucks, you will still enjoy every moment with the girl, right?
PD #1: No, no, not every moment. I used to think that way to when I'm young and innocent. Believe me...
GS #2: Okay. You're obviously have more experience than me. *smile*
*GS #1 cellphone is ringing, she receive it*
GS #1: It's my boyfriend. See you, bye bye... *leave the office*
GS #2: She's the only person here who has personal life. *smiling*
PD #1: Yeah, so sad. *staring at his laptop*
GS #2: *going out to have dinner at canteen*
*finished eating, back to office but it's DARK, no one's there*
*turn on the light, log on to the internet*

Disclaimer: This conversation is not fictional, yet it's also not 100% accurate (based on memory of somebody who almost had permanent head damage). Moreover, most of the conversation was made on joking mode. Any conclusion of characters personality solely based on this conversation will definitely yields erroneous result. :)

Home

The last song from our karaoke session yesterday.
Home by Michael Buble
Enjoy..

--------------------------------------------------------------
Another summer day
Has come and never end
Here in Singapore
And I wanna go home
Mmmmmmmm

Although surrounded by
A thousand things to do
I feel all alone
I just wanna go home
Oh, I miss life, you know

And I've been seeing all my friends that have succeed
Each enjoy what they did
“I’m fine buddy, how are you?”
Well I would send them but I know that it’s just not enough
My words were cold and flat
And you do not deserve that

Another conference
or paper published
I’m lucky, I know
But I wanna go home
Mmmm, I’ve got to go home

Let me go home
I'm just too far wanna come back
I wanna come home

And I feel just like I’m living someone else’s life
It’s like I must go outside
When everything is going right
And I know just why I can not
Come along with this
'Cause this was not my dream
And I always believe it isn't

Another summer day
Has come and never end
In even my precious lab
And I wanna go home
Let me go home

Although surrounded by
A thousand things to do
I feel all alone
I just wanna go home
Oh, I miss life, you know

Let me go home
I should have run
Oh well, I’m done
I gotta go home
Let me go home
It will all be all right
I’ll be home tonight
I’m coming back home
---------------------------------------------------------------

~AYS~
I'mcomingbackhome

Dreyfus model of skill acquisition - Simplified

In theory, there are 5 stages of skill acquisition.

1. Novice

• "rigid adherence to taught rules or plans"
• no exercise of "discretionary judgment"

2. Advanced beginner

• limited "situational perception"
• all aspects of work treated separately with equal importance

3. Competent

• "coping with crowdedness" (multiple activities, accumulation of information)
• some perception of actions in relation to goals
• deliberate planning
• formulates routines

4. Proficient

• holistic view of situation
• prioritizes importance of aspects
• "perceives deviations from the normal pattern"
• employs maxims for guidance, with meanings that adapt to the situation at hand

5. Expert

• transcends reliance on rules, guidelines, and maxims
• "intuitive grasp of situations based on deep, tacit understanding"
• has "vision of what is possible"
• uses "analytical approaches" in new situations or in case of problems

 And this is how Seth Godin simplify these stages..

1. Novice
--wants to be given a manual, told what to do, with no decisions possible

2. Advanced beginner
--needs a bit of freedom, but is unable to quickly describe a hierarchy of which parts are more important than others

3. Competent
--wants the ability to make plans, create routines and choose among activities

4. Proficient
--the more freedom you offer, the more you expect, the more you'll get

5. Expert
--writes the manual, doesn't follow it.
If you treat an expert like a novice, you'll fail.

References:
http://en.wikipedia.org/wiki/Dreyfus_model_of_skill_acquisition
http://sethgodin.typepad.com/seths_blog/2010/10/getting-smart-about-the-hierarchy-of-smart.html

PhD = jomblo?

PhD bukan alasan untuk tidak punya pacar ataupun tidak menikah.

Sebuah statement yang penting untuk digarisbawahi. Sebelum ataupun saat kamu mengambil PhD.

Ya mungkin saja kamu punya berjuta alasan kenapa kamu "memilih" untuk menjadi jomblo... atau mungkin "terpaksa" menjadi jomblo karena belum juga menemukan pasangan yang cocok... yang kebetulan juga mau sama kamu. Namun di antara alasan-alasan itu, tidak selayaknyalah mengambil PhD menjadi salah satunya.

Kenapa saya katakan demikian?

Ok, coba kita runut alasan-alasan klise yang sering dimunculkan orang berkaitan dengan "keengganan" mulai berpacaran bersamaan dengan "mengambil PhD"

1. Ambil PhD kan sibuk, mana mungkin punya waktu untuk pacaran?
Pacaran di lab, kenapa tidak? :p

Hmm mungkin bukan ide yang cukup bagus. Apalagi kalau di dalam lab terkandung banyak bahan-bahan karsinogen ataupun toxic ataupun flammable. Ga bagus... dan ga sehat. Tapi terlepas dari masalah tempat pacaran, sesungguhnya faktor yang terlebih krusial adalah... waktu.

Apakah PhD punya cukup waktu untuk pacaran?

Well, mungkin saya bukan orang yang percaya bahwa kita terlalu sibuk jika teroccupied untuk sebuah hal. Bahkan untuk PhD sekalipun. Pada dasarnya waktu akan selalu bisa untuk "dibuat" atau "diluangkan"... sejauh kamu memiliki keinginan untuk itu. Dan sejauh kamu menganggap "luangan waktu" itu penting.

Disadari atau tidak, setiap keputusan yang kita ambil itu berdasarkan "value judgement" yang kita letakkan untuk hal-hal tersebut. Kamu mungkin menganggap gelar PhD itu penting untuk dikejar dan diperjuangkan. Namun ingatlah bahwa dalam hidup ini jauh lebih luas daripada mengejar gelar PhD. Kehidupan sosial adalah salah satu yang tak kalah penting.

Dan kehidupan dengan sang pasangan hidup. Tentu saja tak kalah penting.

Semua sebenarnya tergantung dari bagaimana kamu meletakkan value untuk hal-hal yang menurut kamu penting. Dan pada akhirnya, kamu akan meletakkan waktumu untuk hal tersebut.

2. Professor ngepush kerja overtime terus di lab. Ga ada waktu untuk ngapa-ngapain lagi...
Dalam kasus semacam ini, ingatlah satu hal... bahwa ketika kamu tidak bisa menghargai dirimu sendiri, maka orang lain cenderung untuk tidak menghargaimu juga.
Ketika kamu "terlalu menurut" untuk segala sesuatu yang diminta dari dirimu, maka orang lain akan cenderung untuk memanfaatkanmu secara lebih lagi.

Saya setuju bahwa kita harus bersikap generous, murah hati, dan suka menolong. Tapi jangan sampai kebaikan hati itu dimanfaatkan oleh orang lain semata-mata untuk kepentingan mereka sendiri. You need to have self respect to yourself.

Satu kesalahan umum yang saya lihat ada pada kebanyakan PhD students adalah ketakutan mereka yang berlebihan pada advisor mereka. Hmm, advisor selayaknya dihormati, namun bukan berarti mereka punya kuasa dan otoritas sepenuhnya untuk kehidupanmu. Ketika kamu bahkan meletakkan dirimu untuk diatur sedemikian rupa oleh orang lain, kamu bahkan tidak tahu lagi nantinya bagaimana harus mengambil keputusan dalam hidupmu.

Tegaskan batasan yang jelas tentang apa yang kamu perlukan dalam kehidupanmu.

3. PhD gajinya kecil, lom mapan
Well, saya tidak menyangkal bahwa sisi materi itu penting dalam pacaran... apalagi pernikahan. Adalah hal yang terlalu naif jika kamu menikah cuma dengan modal cinta. Tapi ingatlah bahwa pernikahan toh tidak didasarkan semata-mata dari hal materi, tapi terlebih dari kemauan untuk saling menerima keadaan apa adanya.

Saya tidak percaya bahwa gaji PhD itu terlalu kecil sampai-sampai tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketika 2 tahun lalu saya memulai PhD, saya masih punya uang cukup untuk ditabung. Yang jumlahnya sebenarnya masih cukup seandainya uang itu diperlukan untuk 2 orang sekaligus. Ya tentunya dengan kehidupan sederhana dan ala kadarnya. Tapi kembali kepada topik pernikahan, kehidupan pernikahan seperti apa sih yang kamu inginkan? Yang bergelimang uang. Tapi toh kebahagiaan kan tidak bisa dibeli semata-mata dengan uang.

Kemapanan adalah faktor penting... tapi bukan faktor terpenting. Dan hal itu tidak seharusnya menjadi alasan seandainya memang sebuah hubungan sudah siap untuk dilanjutkan untuk fase pacaran ataupun pernikahan. Jika memang belum saatnya, bersabarlah.

* * *

In conclusion, jangan jadikan PhD sebagai alasan untuk tidak memiliki pacar. Ataupun tidak menikah. Sesungguhnya kamu bisa, seandainya kamu mau. Everything just depends on how you think about it.


Regards
~HgS~

Pretty much what's happening everyday. I guess the moral story of this is to be spontaneous? haha..well..since planning ahead only seems to be a of waste time, paper and brain resources. :)
oh...of course the power of "kepepet" is another unexplained phenomena yet happening everyday. We could just squeeze everything during the lunch hour.. right?

Negeri di Awan??

Syair lagu lagi nih Gan..
Ijin ngepost dulu :) (Kaskus mode: ON)

--------------------------------------------------------------
Di dalam kantormu Kuderita mabuk dan pusing
Yang tidak pernah kualami Di masa lalu
Ku datang padamu Kubawakan otak yang lugu
Sebelum diriku mengerti Akibat PhD

Kau membuat diriku menyadari
Tiada negeri di awan
Hanya kerja nggak jelas DAn tidak terarah
Dan kini tengah merusak otak dan s'luruh jiwaku.. ooo

Ternyata otakmu Penuh dengan ide nan gila
Yang kau ungkapkan tiap hari Padaku yang malang ini...
--------------------------------------------------------------

~AYS~
bulanterakhir